RSS

Assalamualaikum Wr. Wb

selamat datang kawan..
keep smile ^_^

Feminisme

A.PENGERTIAN FEMINISME
Feminisme atau yang sering dikenal dengan sebutan emansipasi berasal dari bahasa
latin yang berarti perempuan.
Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, feminisme adalah suatu kesadaran
akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dan
dalam keluarga, serta tindakan sadar perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan
tersebut.
Sedangkan menurut Yubahar Ilyas, feminisme adalah kesadaran akan ketidakadilan
 jender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat, serta
tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut.
Ada tiga ciri feminisme, yaitu :
1.Menyadari akan adanya ketidakadilan gender
2.Memaknai bahwa gender bukan sebagai sifat kodrati
3.Memperjuangkan adanya persamaan hak.

B.SEJARAH FEMINISME
Feminisme sebagai filsafat dan gerakan dapat dilacak dalam sejarah kelahirannya
dengan kelahiran Era pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley
Montagu dan Marquis de Condorcet. perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan
pertama kali didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda pada tahun 1785.
Menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian
dari para perempuan kulit putih di Eropa. Perempuan di negara-negara penjajah Eropa
memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai universal sisterhood.
Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis,Charles Fourier
pada tahun 1837. Pergerakan center Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat
sejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869). Perjuangan mereka
menandai kelahiran feminisme Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu,
dimana ada masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia
menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam
semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) khususnya dalam
 
masyarakat yang patriarki sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan
lebih-lebih politik hak-hak kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa yang
dapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris
cenderung menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum perempuan di
rumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa
dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melanda
Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.
Dari latar belakang demikianlah di Eropa berkembang gerakan untuk ´menaikkan
derajat kaum perempuan´ tetapi gaungnya kurang keras, baru setelah di Amerika Serikat
terjadi revolusi sosial dan politik, perhatian terhadap hak-hak kaum perempuan mulai
mencuat. Di tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul Vindication of
the Right of Woman yang isinya dapat dikata meletakkan dasar prinsip-prinsip feminisme
dikemudian hari. Pada tahun-tahun 1830-1840 sejalan terhadap pemberantasan praktek
perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai
diperhatikan, jam kerja dan gaji kaum ini mulai diperbaiki dan mereka diberi kesempatan
ikut dalam pendidikan dan diberi hak pilih, sesuatu yang selama ini hanya dinikmati oleh
kaum laki-laki.
Secara umum pada gelombang pertama dan kedua hal-hal berikut ini yang menjadi
momentum perjuangannya: gender inequality, hak-hak perempuan, hak reproduksi, hak
berpolitik, peran gender, identitas gender dan seksualitas
. Gerakan feminisme adalah
gerakan pembebasan perempuan dari: rasisme, stereotyping, seksisme, penindasan
 perempuan, dan phalogosentrisme.

Setelah berakhirnya perang dunia kedua, ditandai dengan lahirnya negara-negara
baru yang terbebas dari penjajah Eropa, lahirlah Feminisme Gelombang Kedua pada tahun
1960. Dengan puncak diikutsertakannya perempuan dalam hak suara parlemen. Pada tahun
ini merupakan awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut mendiami
ranah politik kenegaraan.Dalam gelombang kedua ini dipelopori oleh para feminis Perancis
seperti Helene Cixous (seorang Yahudi kelahiran Algeria Yang kemudian menetap di
Perancis) dan Julia Kristeva (seorang Bulgaria yang kemudian menetap di Perancis)
bersamaan dengan kelahiran dekonstruksionis, Derrida. Dalam the Laugh of the Medusa,
Cixous mengkritik Logosentrisme yang banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin.
 
Sebagai bukan white-Anglo-American-Feminist, dia menolak esensialisme yang sedang
marak di Amerika pada waktu itu. Julia Kristeva memiliki pengaruh kuat dalam wacana
pos-strukturalis yang sangat dipengaruhi oleh Foucault dan Derrida. Secara lebih spesifik,
banyak feminis-individualis kulit putih, meskipun tidak semua, mengarahkan obyek
penelitiannya pada perempuan-perempuan dunia ketiga. Meliputi Afrika, Asia dan Amerika
Selatan. Dalam berbagai penelitian tersebut, telah terjadi pretensi universalisme perempuan
sebelum memasuki konteks relasi sosial, agama, ras dan budaya. Spivak membongkar tiga
teks karya sastra Barat yang identik dengan tidak adanya kesadaran sejarah kolonialisme.
Mohanty membongkar beberapa peneliti feminis barat yang menjebak perempuan sebagai
obyek. Dan Bell Hock mengkritik teori feminisme Amerika sebagai sekedar kebangkitan
anglo-white-american-feminism karena tidak mampu mengakomodir kehadiran black-
female dalam kelahirannya.
Banyak kasus menempatkan perempuan dunia ketiga dalam konteks "all women".
Dengan apropriasi bahwa semua perempuan adalah sama. Dalam beberapa karya sastra
novelis perempuan kulit putih yang ikut dalam perjuangan feminisme masih terdapat lubang
hitam, yaitu: tidak adanya representasi perempuan budak dari tanah jajahan sebagai Subyek.
Penggambaran pejuang feminisme adalah yang masih mempertahankan posisi budak sebagai
yang mengasuh bayi dan budak pembantu di
rumah-rumah kulit putih.
Perempuan dunia ketiga tenggelam sebagai Subaltern yang tidak memiliki politik
agensi selama sebelum dan sesudah perang dunia kedua. Selama sebelum PD II, banyak
pejuang tanah terjajah Eropa yang lebih mementingkan kemerdekaan bagi laki-laki saja.
Terbukti kebangkitan semua Negara-negara terjajah dipimpin oleh elit nasionalis dari
kalangan pendidikan, politik dan militer yang kesemuanya adalah laki-laki. Pada era itu
kelahiran feminisme gelombang kedua mengalami puncaknya. Tetapi perempuan dunia
ketiga masih dalam kelompok yang bisu.
Dengan keberhasilan gelombang kedua ini, perempuan dunia pertama melihat bahwa
mereka perlu menyelamatkan perempuan-perempuan dunia ketiga, dengan asumsi bahwa
semua perempuan adalah sama. Dengan asumsi ini, perempuan dunia ketiga menjadi obyek
analisis yang dipisah dari sejarah kolonialisasi, rasisme, seksisme, dan relasi sosial.

by: http://www.scribd.com/doc/28956671/FEMINISME

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

faralabbatiello mengatakan...

CASINO LAS VEGAS - JRMHUB
CASINO LAS VEGAS at 사천 출장마사지 3111 Las Vegas Blvd South Las Vegas, 인천광역 출장마사지 NV 89109. Find reviews and 춘천 출장안마 discounts 순천 출장안마 for 충청북도 출장마사지 AAA/AARP members, seniors,

Posting Komentar